DOSEN UNITRI AJAK MAHASISWA NULIS BUKU KUMPULAN PUISI ‘JANGAN LUPA PULANG’

MALANG – Berangkat dari tugas Mata Kuliah Wajib Universitas (MKWU) Bahasa Indonesia, mahasiswa Program Studi Manajemen Universitas Tribhuwana Tunggadewi (UNITRI) Malang semester 3 merilis buku Cerita Rantau Melenial dengan judul ‘Jangan Lupa Pulang’. Buku kumpulan puisi ini dibuat sebagai bagian dari gerakan literasi mahasiswa agar tetap berkarya dan sebagai bentuk pembelajaran mahasiswa agar mereka menghargai karya yang dibuatnya.

Hal ini dikatakan oleh Dosen Pengampuh Mata Kuliah Bahasa Indonesia, Chusnul Khotimah, S.Pd., M.Pd

“Sebagai pengajar MK Bahasa Indonesia, saya ingin mengajak mereka (mahasiswa) untuk melakukan Gerakan literasi. Salah satunya adalah dengan mendekatkan mereka pada proses membuat karya, tidak harus karya ilmiah ya karena anak semester baru pasti belum bias menyesuaikan tetapi lebih ke karya real yang mereka bisa nikmati seperti buku ini.” Ungkapnya.

Projek menulis Bersama ini dikerjakan sejak semester ganjil 2022/2023 dengan target masing-masing penulis menghasilkan 1 tulisan yang mengisahkan beragam kisah kehidupan mahasiswa dimulai dari cerita menarik sepanjang perjalanan mereka dari kampung halaman hingga berada di rantauan termasuk kehidupan mandiri yang dijalani oleh mahasiswa. Selain itu, mahasiswa juga bercerita tentang kehidupan kampus UNITRI dan pengalamannya mendapatkan beasiswa selama studi.

“Mulai nulisnya itu sudah dari semester ganjil 2022/2023, jadi saya mengajak mereka itu untuk tulis tentang pengalaman pindah dari daerah kalian, apa yang kalian rasakan selama ini di UNITRI dengan kuliah di UNITRI dengan beasiswanya dengan jauh dari orang tua mengatur keuangan tidak ada pengawasan itu bagaimana rasanya, tapi saya tidak memaksakan semua ikut” ujarnya lagi.

Proses penulisan buku ini dimulai dari pengumpulan draf dari masing-masing mahasiswa, lalu dilanjutkan dengan pemilihan tulisan terbaik untuk ditempatkan di halaman awal buku, lalu dilanjutkan ke percetakan,

“Draf anak-anak ini saya kumpulkan dulu, lalu yang paling bagus atau menarik tulisannya saya tempatkan diawal sekaligus ditetapkan sebagai koordinator karena mahasiswa dalam satu kelas itu kan sekitaran 30an ya” tambahnya.

Menurutnya, percetakan buku ini sedikit lebih lama dikarenakan terkendala dengan ISBN (International Standard Book Number). Meski demikian, dengan hadirnya karya ini, beliau merasa bangga kepada seluruh mahasiswa karena telah berusaha keras menyelesaikan karya tersebut. Di satu sisi, mereka juga berharap suatu saat buku ini dapat di ISBN-kan hingga dapat di baca oleh khalayak bebas. (Humas)

Leave a Reply

Arsip Berita