DOSEN DAN ALUMNI PRODI ILMU KOMUNIKASI UNITRI KOLABORASI BIKIN BUKU SOAL GENDER

Malang- Berbicara tentang ketidaksetaraan gender bukanlah suatu hal yang baru dikalangan masyarakat Indonesia baik dulu maupun sekarang. Berangkat dari masalah tersebut, seorang dosen Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Tribhuwana Tunggadewi (UNITRI) Malang, Sulih Indra Dewi, S.Sos ., MA bersama alumni Program Studi Ilmu Komunikasi UNITRI, Yuni Lasari S.I.kom berhasil menulis buku kolaborasi terbarunya dengan judul ‘Kids Jaman Now Peka Gender Panduan Praktis Memahami Gender Bagi Remaja’.

Saat ditemui tim humas, Sulih Indra Dewi, S.Sos., MA menjelaskan bagaimana awal ide pembuatan buku tersebut. Ia dan Yuni sering melihat banyaknya isu-isu tentang kondisi ketidaksetaraan gender dari pengalaman sehari-hari yang sering ditemuinya bahkan dialami di sekitarnya terutama di kalangan remaja.

“Buku ini sebenarnya kami hadirkan karena melihat kondisi ketidaksetaraan gender yang ada di sekitar kita, terutama remaja banyak mengalami kasus seperti pelecehan seksual, bullying, body shaming, sehingga kami merasa bahwa kami harus menghadirkan buku yang remaja inginkan dan mudah bacanya karena bahasa yang digunakan sesuai dengan bahasa mereka tetapi tidak kehilangan esensi tentang pemahaman gender itu” ucap Sulih.

Buku Kids Jaman Now Peka Gender Panduan Praktis Memahami Gender bagi Remaja tersebut ditulis sebanyak 90 Halaman dengan cover berwarna kuning. Dalam buku tersebut, ditampilkan 5 bab pembahasan berkaitan dengan pemahaman gender diantaranya Gender dan Seks (bab I), Feminisme (bab II), Bias Gender Dalam Media Massa Baik Iklan, Film, Televisi dan Pemberitaan (bab III), Ketidakadilan Gender yang sering kita temui (bab IV), dan Pendidikan Seks bagi Remaja (bab V).

“Di bab I, biasanya itu kita selalu rancu tentang perbedaan gender dan seks, lalu pada bab II kenapa saya membahas feminisme karena memang gerakan atau isu gender ini selalu tidak dilepaskan dari gerakan feminisme dan di Indonesia saya melihat banyak sekali kelompok-kelompok yang menentang gerakan feminisme” ungkapnya.

Sementara itu, untuk bab ketiga berkaitan dengan bias Gender dalam media massa dan film. Sulih menambahkan, ia ingin menjabarkan bagaimana film sering menampilkan citra laki-laki dan perempuan sekaligus mengkritisi bagaimana bias gender dalam pemberitaan. Sedangkan pada bab keempat berkaitan dengan ketidakadilan gender sengaja disampaikan mengingat issue ini sangat dekat dengan remaja yang sering kali mengalaminya di lingkungan sehari-hari. Terakhir, pada bab kelima dijelaskan topik Pendidikan seks bagi remaja. Hal ini mengingat issue ini juga cukup sensitive di kalangan masyarakat sehingga Sulih mengaku penulisan pada bab ini dilakukan dengan hati-hati.

“Pada bab tersebut, kami membahas bagaimana mengkomunikasikan seksualitas dengan orang tua dikarenakan selama ini sumber utama remaja untuk mendapatkan informasi seks itu dari teman dan internet, padahal keluarga mempunyai peran yang sangat besar dalam membangun komunikasi yang baik dengan remaja.”
Sulih pun menyampaikan untuk rencana kedepannya, ia ingin menulis buku yang dikhususkan untuk orang tua yakni dalam menjalin komunikasi dengan anaknya terutama membicarakan isu gender.

Sementara itu, rekan kolaboratornya, Yuni Lasari, S.I.Kom mengaku bangga dengan hasil kolaborasinya dengan dosen Prodi Ilmu Komunikasi yang juga merupakan dosen pembimbingnya tersebut. Selama ini, tidak banyak buku pemahaman gender yang di tulis dikhususkan untuk remaja. Meski ada beberapa kendala di saat penerbitan ISBN dan percetakan akibat pandemi, buku yang ditulis selama 8 bulan bersama-sama tersebut akhirnya dapat selesai bulan Agustus ini. Ia berharap buku ini dapat menjadi pegangan bagi semua generasi muda maupun orang tua.

“Meski buku ini khusus untuk generasi milenial, Harapannya nanti buku ini juga dapat menuntun orang tua juga untuk ikut peduli terhadap pemahaman gender.” Tuturnya. (HUMAS)

1 Response

Leave a Reply

Arsip Berita