MALANG – Urgensi dilaksanakannya reformasi birokrasi merupakan upaya mempercepat tercapainya tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) di seluruh Kementerian/ Lembaga/ Pemerintah Daerah. Birokrasi merupakan ruang dimana interaksi antara pemerintah dengan masyarakat dilakukan, khususnya dalam pemenuhan kebutuhan kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, birokrasi memiliki tugas penting bagaimana menciptakan iklim dan suasana yang lebih hangat, kerja sama, dan partisipatif. Sehingga karenanya, desain reformasi birokrasi harus sampai ke hilir atau operator birokrasi dan pelayanan karena yang paling berhubungan dengan masyarakat adalah operator bukan para elit birokrasi.
Hal tersebut ditegaskan oleh Abd. Rohman, Dosen Fisip Universitas Tribhuwana Tunggadewi (UNITRI) Malang dalam kegiatan bedah buku “Reformasi Birokrasi dan Good Governance” yang diselenggarakan oleh Sekretariat Badan litbang dan Diklat Kementerian Agama RI pada hari Selasa (19/04) di Hotel Borobudur, Jl. Lapangan banteng Selatan Kota Jakarta Pusat.
Narasumber sekaligus Penulis dari buku tersebut juga menyampaikan bahwa saat ini dan masa yang akan datang, pelayanan harus menempatkan masyarakat juga sebagai subjek bukan lagi sebagai objek pelayanan. Masyarakat bukan lagi diposisikan sebagai klien atau sekedar pengguna, melainkan juga sebagai partner dalam menjalankan tugas pelayanan.
Dengan demikian, urgensi reformasi birokrasi untuk mewujudkan good governance bisa tercapai. Karena pada dasarnya, terlaksananya good governace mensyaratkan adanya keterlibatan tiga elemen penting, yakni pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat. Ketiganya harus berada pada posisi yang sama, yakni sebagai subjek dengan peran yang berbeda.
Kegiatan tersebut juga dihadiri oleh penulis kedua, Willy Tri Hardianto yang juga Dosen Universitas Tribhuwana Tunggadewi (UNITRI) Malang. Selain kedua penulis buku tersebut, kegiatan tersebut juga menghadirkan Pembanding Andi Rahadian dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan reformasi Birokrasi (Kementerian PAN-RB). kegiatan bedah buku tersebut dimoderatori Elma haryani dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). (HUMAS)
