SEKOLAH LAPANGAN KONSERVASI TANAH DAN AIR AGROEDUPARK UNITRI DIBUKA, 20 SISWA MASUK ANGKATAN PERTAMA

MALANG – Makin parahnya degradasi lahan sebagaimana ditunjukkan merebaknya banjir, rob, longsor dan alih fungsi lahan menjadi perhatian dari para akademisi Indonesia untuk meningkatkan edukasi pada bidang konservasi tanah dan air. Efektivitas penanganan dan perlindungan tanah dan air harus dilakukan secara komprehensif menyangkut semua elemen masyarakat dan terpadu, tak terkecuali generasi muda.

Sekolah lapangan Konservasi Tanah dan Air di Agroedupark Universitas Tribhuwana Tunggadewi (UNITRI) Malang membuka pelatihan dan praktik bagi siswa tingkat SLTA. Senin-Rabu (10-12 Oktober 2022), berlangsung pembukaan Sekolah lapangan konservasi Tanah dan Air di Agroedupark UNITRI oleh Rektor UNITRI, Prof. Dr. Ir. Eko Handayanto, MP dan dihadiri oleh Ketua Dewan Penyantun Yayasan Bina Patria Nusantara, Prof. Dr. Ir. Wani Hadi Utomo. Kegiatan ini juga dimeriahkan dengan pelatihan tutorial, kegiatan praktek lapangan, serta kegiatan olahraga dan game dari para narasumber berpengalaman di bidangnya.

Manajemen Agroedupark, Eko Murniyanto menjelaskan, saat ini terdapat 20 siswa yang diutus dari SMK Negeri 1 Malang, SMK Pujon, SMK Batu 2, SMK Wonosari dan Puspo Pasuruan untuk menjadi angkatan I di Sekolah Lapangan konservasi tanah dan Air UNITRI.

“Angkatan I ini totalnya 20 peserta. Rata-rata dari Keahlian ATPH, ATP serta didampingi oleh guru pembimbing lapangan.”

Kegiatan ini menghadirkan narasumber diantaranya Prof. Ir. Didik Suprayogo, MSc. Ph. D, (Guru Besar konservasi tanah dan air Universitas Brawijaya), Sunu, M. Agr (Direktur Kasi rehabilitasi lahan Cabang Dinas Kehutanan), Dr. Raymond Valiant Ruritan, (Direktur Utama Perum Jasa Tirta Indonesia), Dr. Amir Hamzah, MP (Dekan Fakultas Pertanian Unitri), Bambang Siswanto, MS. (Kepala Agroedupark Unitri), Muh Nurul, M. Pt. (Dosen Prodi Peternakan Unitri) Asisten lapangan (B. Jova SP, Andy SPt. dan Sofi).

Sementara untuk materi yang disampaikan diantaranya Dasar-dasar Konservasi Tanah dan Air, Pengukuran erosi, Konservasi tanah dan air scr mekanik, Konservasi air, Konservasi tanah dan air secara vegetatif, dan Peran peternakan dalam konservasi tanah dan air. Peserta juga diajak melakukan Praktek pembuatan terasering, pembuatan gullyplug, pembuatan trucuk, menanam rumput, mengidentifikasi tan penguat teras, pengolahan limbah ternak dan reproduksi ternak serta bermain Game KTA.

Eko Murniyanto menambahkan, selama peserta mengikuti sekolah lapang, antisiasme terhadap materi sangat tinggi. Di akhir kegiatan, dipilih 1 Peserta terbaik untuk diberikan hadiah dari sponsor.

Seperti diketahui, Agroedupark UNITRI telah diusulkan dari salah satu sekolah menjadi tempat pendidikan sistem ganda untuk waktu 3 bulan serta menjadi salah satu lokasi alternatif outbond yang dapat digunakan sebagai wahana edukasi penguatan siswa. Seyogyanya, sekolah di Malang Raya memiliki Tempat Uji Kompetensi (TUK) okupasi konservasi Tanah dan Air serta edukasi lainnya. (HUMAS)

Leave a Reply

Arsip Berita