Guna memperingati Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan yang jatuh pada 25 November 2019, Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Tribhuwana Tunggadewi (UNITRI) bekerjasama dengan ProPer Community menggelar diskusi mingguan bertemakan, ‘Stop Kekerasan, Mari Bicara’, Senin (25/11) di Laboratorium Bahasa.
Mengambil tema besar Kekerasan di Dunia Kerja, acara tersebut menghadirkan Sulih Indra Dewi, S.Sos., MA (Dosen Pengampu MK Media, Gender, dan Identitas) dan Ida Dia (Founder House of Diamond). Keduanya berdiskusi terkait angka kekerasan pada perempuan dan bagaimana kasus kekerasan selalu di alami oleh perempuan.
“Kasus kekerasan terhadap perempuan selalu hadir ditengah-tengah kita. Pagi ini, saya ingin mengajak seluruh peserta yang hadir untuk sama-sama berbicara secara terbuka dan mulai menghentikan kekerasan terutama di dunia kerja.” Ungkap Sulih Indra Dewi, S.Sos., MA menjelaskan.
Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan diperingati dalam 14 hari Kampanye 16 Hari Anti Kekerasan terhadap perempuan atau disebut juga 16 Days of Activism Against Gender Violence. Tahun ini peringatan 16HAKTP mengambil tema ‘Stop Kekerasan Terhadap di Dunia Kerja’. Pemantik kedua acara, Ida Dida sebagai founder House of Diamond sengaja di undang untuk membagikan pengalaman perempuan eks korban kekerasan yang saat ini telah berusaha keluar dari hal tersebut. Melalui house of diamond, perempuan tersebut di bina untuk mendapatkan solusi atas kekerasan yang di dapatkannya dan dibimbing untuk dapat mandiri secara ekonomi dengan bekerja. Ida menambahkan, kekerasan terhadap perempuan sebenarnya merupakan masalah yang tidak memiliki ujung. Untuk itu, perlu peran serta dari kita semua agar dapat memutus rantai persoalan tersebut dan mencoba peduli terhadap lingkungan sekitar.
Seperti diketahui, kegiatan Diskusi Mingguan ini merupakan program perdana yang dipelopori oleh ProPer Community. ProPer Community atau biasa di singkat dari kata Pro Perempuan Community merupakan komunitas pemerhati perempuan yang akan dirintis di Unitri. Komunitas ini terbuka untuk seluruh mahasiswa maupun dosen yang tertarik mendalami masalah perempuan. Saat ini, ProPer digagas oleh Sulih Indra Dewi, S.Sos., MA dan Yuni Lasari, S.I.Kom. (HUMAS)