PENGEMBANGAN VERTIKAL GARDEN SEBAGAI WUJUD KEMANDIRIAN PANGAN RUMAH TANGGA PETANI DI DESA NGANTRU, KECAMATAN NGANTANG, KABUPATEN MALANG  

MALANG – Desa Ngantru merupakan salah satu lingkungan permukiman di Kecamatan Ngantang sebagian besar bekerja di bidang pertanian, perkebunan, serta perdagangan. Lokasi mitra pada kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah salah satu dusun di Desa Ngantru dengan jarak 42,9 km dari Universitas Tribhuwana Tunggadewi. Berdasarkan observasi dapat diketahui bahwa daerah ini tergolong area permukiman yang padat penduduk daripada desa lainnya. Lingkungan ini tidak memiliki ruang terbuka hijau khusus berupa taman ataupun lapangan sepak bola. Beberapa RTH privat yang dijumpai adalah berupa sawah dan lading pertanian warga.

Potensi Ngantang sebagai daerah wisata sebenarnya terlihat hingga sampai ke perkampungan warga yang ditata rapi. Dusun di Ngantru, menunjukkan bahwa hasil observasi awal di lapangan yang dilakukan oleh tim, terdapat halaman depan rumah yang saat ini sebenarnya sedang dikembangkan sebagai RTH dengan menggunakan vertikultur walaupun kondisinya masih minim dalam tingkat keindahan visual dan kualitas peneduhannya. Kondisi eksisting menunjukkan pada waktu tertntu masyarakat menjemur hasil pertanian di depan rumah bahkan membuat tataan untuk menjemur bawang merah. Hal ini juga terihat adanya kendala dalam hal perawatannya. Kendala utama adalah kurang semangatnya warga dalam mengelola lingkungannya sehingga diperlukan kegiatan yang menstimulus warga. Umumnya kegiatan berbasis lingkungan berhasil mengadakan fasilitas umum seperti pergola namun dalam kurang dalam hal kegiatan kerberlanjutannya. Dalam hal ini permasalahannya adalah lingkungan halaman depan seperti terbengkalai dengan tanaman yang kering.

Program pembangunan berbasis lingkungan pada salah satu masih kurang berfokus pada nilai sustainibilitasnya sehingga perlu solusi permasalahan. Kegiatan KKN 40 pada kelompok 24 yang diketuai oleh Marselinus Saverius Dandur memiliki program kegiatan berbasis lingkungan dengan perbaikan fasilitasnya, yang difokuskan pada halaman depan dan lanskap jalannya pada kegiatan utamanya, hal ini sinergis dengan beberapa penelitian dosen arsitektur lanskap yang berfokus pada halaman depan rumah, dan rancangan taman pekarangan dengan tanaman produktif sehingga kegiatan ini sebagai sarana diseminasi penelitian dan mendukung PRN 2020-2024 pada bidang pangan.

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan pada tanggal 26 Agustus 2022, sekitar 18.00 hingga 19.30 di rumah ibu Lidya. Sebenarnya kegiatan bisa dimulai sekitar 16.00 namun karena berdekatan dengan waktu magrib sehingga waktu digeser.

Kegiatan ini dihadiri oleh ibu-ibu dalam satu RT sejumlah 14 orang dan diwakili perangkat desa yaitu Bapak Bisri Mustofa selaku sekretaris desa Ngantru. Sifat bersifat penyuluhan kepada warga tentang bagaimana pemanfaatan lahan sisa atau pekarangan warga dengan memberikan taman dan tanaman produktif berupa sayur dan toga agar lebih bermanfaat kepada warga.

Materi disampaikan secara estafet oleh para personel dari tim abdimas yaitu Irawan Setyabudi, Rizki Alfian dan M. Azkari Hisbollah Akbar dari Universitas Tribhuwana Tunggadewi. Tim menyampaikan bahwa potensi pekarangan jauh lebih besar dan bermanfaat dikarenakan dapat sebagai sumber gizi keluarga, keindahan dikarenakan penataan pekarangan, sebagai sumber kesehatan oleh karena penataan tanaman obat dan faktor kebersihannya. Pekarangan dapat dioptimalkan untuk kegiatan produktif dengan dengan produk untuk membantu memenuhi gizi dan menjaga kesehatan keluarga, dengan usaha penghijauan, pengolahan limbah, urban farming dan toga.

Pengembangan vertikal berupa tanaman sayur pada pekarangan di desa Ngantru, menurut bapak Bisri tidak menjadi urgensi bagi warga, karena warga memiliki lahan yang lebih luas yaitu sawah sehingga dikonsentrasikan untuk pengembangan tanaman toga di sekitar permukiman. Warga sangat antusias menerima materi dari tim terutama jenis tanaman obat yang bisa dikembangkan di pekarangan, seperti jahe, daun salam, alang-alang, kunyit putih.

 

Warga juga menerima materi tentang pembuatan tanaman toga secara vertikal atau dalam bentuk vertikultur, yakni pipa yang dipotong dan dilubangi dan disusun secara vertikal. Tanaman toga tentunya bisa ditanam pada vertikultur, selain untuk kesehatan juga menambah keindahan bagi area rumah warga.

Kegiatan ini turut dibantu oleh para mahasiswa KKN 40 Unitri yang diketuai oleh Marselinus Dandur, yang terlibat dalam koordinasi dengan perangkat desa, warga, hingga persiapan kegiatan. Abdimas ini ditutup dengan kegiatan ramah-tamah yang dibawa oleh tim dan dari warga.

Leave a Reply

Arsip Berita