BANTU BANK SAMPAH KELOLA SAMPAH ORGANIK DAN PRODUKSI PAKAN , DOSEN UNITRI MANFAATKAN MAGGOT

MALANG – Timbunan sampah organik menjadi salah satu isu lingkungan yang masih menjadi polemik hampir diseluruh negara berkembang, salah satunya Indonesia. Timbunan ini menjadi tantangan para penggiat pencinta lingkungan untuk berupaya menciptakan dan mengembangkan teknologi tepat guna untuk mengurangi timbunan sampah tersebut. Berbekal dari hal tersebut, dosen Fakultas Pertanian Universitas Tribhuwana Tunggadewi (UNITRI) terinspirasi untuk membuat penelitian PKM berjudul ‘Pemanfaatan Maggot Untuk Pengolahan Sampah Organik Dan Produksi Pakan Di Kecamatan Kedungkandang Kota Malang’.  Aplikasi maggot ini, disebut dapat menjadi salah satu alternatif pengurangan jumlah sampah organik yang saat ini dapat dikatakan menjadi salah satu pilihan teratas.

Kepala tim peneliti PKM Pengabdian Kepada Masyarakat Kompetitif Nasional, Lorine Tantalu, S.Pi., M.Sc., MP menjelaskan, sejak masih menjadi telur, baby maggot, maggot hingga lalat dewasanya (BSF – Black Soldier Fly) memiliki manfaat yang berujung pada implikasi zero waste management concept 3,4,5). Artinya, mulai dari persiapan hingga daur ulang siklus hidup BSF memiliki manfaat dan nilai ekonomis penting untuk dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat.

“Maggot ini sebenarnya memiliki nilai jual ekonomis yang lumayan. Karena memang proteinnya tinggi. Cuma sekarang produksi maggot tidak dapat berjalan seperti biasanya karena ada beberapa kendala yang dialami.”

Mengambil studi kasus pada bank sampah Eltari milik Bapak Yusuf Karyawan bersama Ibu Efrida Hartini yang bertempat di Jalan Bandara Eltari IV Blok VN nomor 27, ditemukan beberapa kendala di bank sampah Eltari selama menampung segala jenis bentuk sampah baik organik maupun an-organik di wilayah RW 8 Kelurahan Cemorokandang, Kecamatan Kedungkandang Kota Malang. Keberadaan sampah organik yang menumpuk memicu timbulnya bau yang meresahkan pengelola. Tetapi hal tersebut langsung menjadi dasar mula Pak Yusuf belajar untuk mengembangkan upaya pengelolaan sampah organik dengan prinsip dasar lebih cepat direduksi dan lebih efektif, yaitu dengan menekuni produksi maggot BSF (Black Soldier Fly). Telur maggot tersebut mampu terjual hingga memiliki nilai jual per 1 gram sebesar Rp. 7000 – 10.000. Namun setelah 5 bulan berjalan, ditambah dengan adanya musim penghujan mulai terdapat permasalahan yang berdampak pada produksi telur maggot. Jika sebelumnya mampu memperoleh 3 – 5 gram telur maggot yang kemudian dipisahkan untuk kegiatan reduksi sampah dan sisanya untuk dilanjutkan daur siklusnya, kini mulai mengalami penurunan.

“Kondisi rusaknya kandang ruang terbuka milik pengelola telah dirusak hama tikus, sehingga proses budidaya sementara dipindahkan didalam rumah pengelola. Masalah lain muncul akibat pemindahan ini, yaitu dengan mulai menurunnya produktivitas telur BSF dari yang awal mula 3 – 5 gram menjadi hanya 0,1 gram setiap kali panen dari starter 1 gram telur BSF. Kondisi ini menjadi latar belakang tim peneliti untuk membantu usaha dari Bank Sampah Eltari yang bernilai positif bagi lingkungan dan masyarakat.”

Melihat dari kondisi ini, tim dosen dari UNITRI yang terdiri dari ketua tim peneliti, Ir. Edyson Indawan., MP dan Dr Nonok Supartini S.Pt, M.P berencana untuk memberikan bimbingan teknis proses budidaya, pendampingan proses produksi berbasis maggot BSF, sampai dengan proses pendampingan perizinan dan pemasaran. Proses monitoring dan evaluasi juga yang fokus pada pengembangan usaha produk berbasis maggot ini juga akan dilakukan secara berkala oleh tim peneliti serta akan melibatkan minimal 3 mahasiswa dari tiga program studi yang berbeda di lingkup Fakultas Pertanian, yakni program studi Teknologi Industri Pertanian, Peternakan dan Agroteknologi. Sementara Proses Belajar Mengajar ini dikemas dalam kegiatan MBKM BKP Studi Independen mahasiswa yang dikonversikan dengan mata kuliah inti dan pilihan prodi untuk menjadi syarat lulus mahasiswa setara 20 SKS.

Seperti diketahui, penelitian PKM berjudul ‘Pemanfaatan Maggot Untuk Pengolahan Sampah Organik Dan Produksi Pakan Di Kecamatan Kedungkandang Kota Malang’ ini berhasil lolos sebagai penerima pendanaan pengabdian kepada masyarakat di Perguruan Tinggi Tahun Anggaran 2022. (HUMAS)

1 Response
  1. Maggot memang salah satu aspek ekonomi yang sangat berpotensi di era sekarang ini. Kebetulan Dosen saya juga sedang melakukan project dan penelitian terkait sirkular ekonomi dan zero waste dengan media maggot. Semoga pemanfaatan maggot di Indonesia makin sukses kedepannya

Leave a Reply

Arsip Berita